Hasil tesnya menunjukaan Hematologi/Darah rutin hasilnya normal, sementara tes Serologi/Imunologi (Widal) hasilnya sebagai berikut :
Typus (O) : +1/160
Typus (H) : +1/160
Paratypus-A(O) : +1/320
Paratypus-A(H) : +1/320
Paratypus-B(O) : +1/320
Paratypus-B(H) : +1/320
Paratypus-C(O) : +1/320
Paratypus-C(H) : +1/160
kalo diliat dari hasil tes tersebut Typus gue masih tergolong ringan masuk kategori +1, dokter pun tidak menyarankan untuk dirawat inap, dan beliau pun menawarkan mau obat yang murah atau yang paten, so gue pilih yang paten lah biar cepet sembuh.
Setelah ditebus di apotik, sehabis makan gue minumla obat tersebut terdiri dari obat antibiotik, penurun panas (demam) dan obat batuk, emang bener mahal obat batuknya aza harganya Rp 60.000.Singkat cerita gue dah minum tuh obatnya eh selang 2 jam kemudian setelah minum obat tersebut kepala gue terasa seperti ditusuk-tusuk duh sakitnya ga tahan...sampe gue bingung kok bisa gini yah, gue observasi sendiri pertama obat batuknya gue hentikan, obat demam sama ab masih gue minum, tapi tetep rasanya seperti ditusuk-tusuk deh kepala gue..sakittt yang teramat sakit...akhirnya gue ambil insiatif tuh merk obatnya gue browsing di internet hasilnya ternyata antibiotik yang gue minum itu untuk penderita ginjal, duhhh rasanya mau copot jantung ini apalagi pas baca efek sampingnya bisa menimbulkan "SHOCK" trus antibiotik untuk penyakit typus bukanlah merk yang aku minum, astaga ...langsung gue hentikan walaupun disitu tertulis harus dihabiskan, biar deh ah..daripada gue bisa mati gara-gara salah obat..hiks..:(
Trus gue sempet pula mo datengin RS x tersebut untuk ketemu sama dokternya cuma keluarga melarang, takutnya terekspos entar yang malu keluarga besar gue, yahhh sudahlah gue sih semula mo bilang baik-baik aza ama dokternya...tapi ya apa mau dikata...gue nurutlah apa kata keluarga besar gue.
Terus terang gue prihatin sama dokter sekarang, maaf ya Dokter bukannya gue sok pinter, dah hampir 5 tahun lamanya gue ikutan milist yang isi pernah membahas tentang antibiotik yang telah membuka mata gue, bahwa antibiotik tidak boleh diberikan secara sembarangan melainkan harus ada pemeriksaan lab guna mengetahui virus atau bakteri jenis apa sehingga antibiotik yang diberikan tidak salah sasaran.Pernah dan seringkali pengalaman gue dan dengar dari teman juga saudara ada pasien menderita panas tinggi dan mulutnya kemerahan dibilangnya radang tenggorokan trus langsung dokter tersebut memberikan antibiotik tanpa tes lab terlebih dahulu...hiks :( kalo dipikir-pikir kasian yah gimana nantinya jika orang/anak tersebut menderita penyakit kemudian diberi antibiotik dan kemudian antibiotik tersebut ga mempan mesti pake yang dosis tinggi karena sudah seringnya dokter memberikan antibiotik..ihhh seremmm...
Anak gue, alhamdulilah hanya hitungan jari ke dokter, kalo panas tinggi, langsung gue kasih sirup penurun panas dan kemudian di urut/pijat selama ini alhamdulilah 3 hari panasnya turun, mungkin kalo lewat dari 3 hari gue akan membawanya ke dokter, keluarga bahkan suami gue sempet marah juga ketika tidak membawa Farhan ke dokter karena panas tinggi, dengan tenang gue jawab kita tunggu sampai 3 hari.Karena ga mau anak gue kalo kedokter dicekoki dengan antibiotik yang salah sasaran oleh dokter cuma karena panas dan mulutnya kemerahan lalu dibilang radang tenggorokan, tanpa pemeriksaan lab langsung kasih antibotik, ga deh...
Gue cuma menghimbau temen-temen semua untuk lebih kritis terutama dalam hal masalah kesehatan, emang sih kita juga bukanlah orang pintar, tapi ada teknologi yang mampu membuat kita jadi pintar, yaitu internet, dan buku,dengan browsing dan banyak membaca berbagai macam obat juga khasiatnya, trus gejala penyakit yang kita derita, Insya Allah tidak akan ada lagi korban malpraktek yang terkadang selalu saja pasien yang dirugikan dan dokter yang selalu benar...apalagi RS yang besar yang mampu menyewa pengacara hebat sehingga tetap saja pasien tertindas oleh dokter dan pihak RS..hiks :(
Fhoto : radio nederland wereldomroep
Tidak ada komentar:
Posting Komentar